Agama berguna jika pribadi yang beragama terus menerus menyerukan sedekah, Derma. itulah sejatinya inti ajaran Islam. Semangat untuk selalu memberi dan berbagi adalah salah satu pilar ajaran agama. Dalam kegiatan berbagi, berderma, atau bersedekah, ada kasih sayang dan juga perhatian terhadap sesama. Bahkan, di banyak kesempatan telah diungkapkan cerita kedahsyatan berderma ini. Salah satunya-misal-yang paling fenomenal dan menyentuh hati adalah kisah tentang derma seorang pelacur yang memberi minum kepada seekor anjing yang sedang mengalami kehausan. Dikisahkan, atas sebab amalnya itulah, Tuhan memasukkan pelacur tersebut ke dalam surga- Nya.
Lalu selanjutnya, terus menerus mengupayakan berbuat baik. Poin ini sangat menarik jika dicermati. Artinya, dimensi perintah yang disampaikan Tuhan kepada hambanya adalah agar mereka selalu berusaha dan berupaya untuk berbuat baik secara kontinyu. Yang dicatat Tuhan bukanlah hasil perbuatan baik tersebut, tetapi justru upaya dan usaha berbuat baik itu sendiri. Hal ini sangat penting dicatat sebab orientasi rata- rata kita, yang selama ini kerap salah dalam memahami adalah orientasi hasil. Padahal jelas, agama menghendaki orientasi proses, dimana proseslah yang diutamakan, bukan hasil atau dampak dan juga akibat dari perjuangan dan perbuatan baik tersebut. Paradigma bersetia kepada proses ini, meskipun mudah diucapkan dan dibayangkan, sangat sulit diimplementasikan. Banyak dari kita umat beragama yang diam-diam mengkhianati proses dengan dalih bahwa dalam beragama yang paling penting adalah tujuan akhirnya. Tujuan yang baik tentu saja akan sempurna jika dilakukan dengan cara yang baik pula. Amar makruf misalnya, atau perintah untuk berbuat baik, ia akan menjadi baik jika dilakukan dengan cara yang baik pula. Amar makruf harus dilakukan dengan cara yang makruf, bukan cara yang mungkar. Dalam konteks ini, pola dakwah-atau dalam bahasa pesantren disebut dengan fiqhu dakwah sangat penting dipahami.
Fiqhu dakwah adalah serangkaian ilmu yang dijadikan piranti untuk mengambil keputusan dan langkah dalam melakukan dakwah. Dengan pemahaman fikhu dakwah yang mumpuni, maka seorang dai diandaikan akan memahami peta, corak, dan juga karakter masyarakat yang akan didakwahi. Jika dipraktikkan dengan baik, buah dari penguasaan fikhu dakwah adalah produk dakwah yang menampakkan wajah Islam rahmatan lil alamin. Islam yang menebarkan kasih sayang terhadap seru sekalian alam, bukan hanya kepada sesama manusia saja.
Kemudian, terus menerus mengupayakan rekonsiliasi atau perdamaian kemanusiaan. Poin ini juga tidak kalah penting. Agama sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Islah atau perdamaian adalah cita-cita yang mendasari setiap gerak agama. Agama tidak menghendaki situasi kehidupan yang koyak-moyak. Agama adalah serangkaian nilai-nilai positif yang mendorong hambanya untuk menjadi agen-agen perdamaian.