Jayapura –  Duta Damai BNPT Papua diundang dialog kebangsaan di RRI Pro 1 Jayapura pagi hari pada pukul 08.00-09.00 dengan frekuensi FM 93,3 MHz yang disiarkan diseluruh tanah Papua. Dialog tersebut dipandu oleh penyiar dari RRI Ibu Lina Imasugi dan narasumber dari Duta Damai Papua Adrian Kasela (Koordinator Duta Damai Papua) yang juga menekuni Blogger dan Margaretha Yarisetouw dari divisi Blogger. Dalam dialog pada kanal Inspirasi dan informasi dari RRI Jayapura tersebut mengupas tuntas mengenai pergerakan dari Duta Damai dan Progres Duta Damai Papua saat ini.

Dalam sesi dialog, Ibu Lina sebagai penyiar menanyakan mengenai misi dari Duta Damai sendiri itu seperti apa. “Tujuan kami Duta Damai Papua diantaranya meningkatkan keterlibatan dan peran serta dalam kegiatan pencegahan penyebaran paham Intoleran dan radikal di dunia maya” Kata Adrian. “Selain itu juga, kami fokus pada dua kegiatan yakni kegiatan Online dan kegiatan offline. Kegiatan online meliputi pembuatan konten-konten di media sosial dan juga menulis artikel serta berita mengenai perdamaian. Untuk kegiatan Offline sendiri meliputi kegiatan edukasi dan literasi media dan digital pada kalangan pelajar, mahasiswa dan komunitas secara langsung” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Margaretha dari divisi blogger menambahkan mengenai peran penting dari generasi muda saat ini dalam menyebarkan konten-konten positif di dunia maya. Apalagi era sekarang adalah era digital yang dimana informasi secapat kilat pun dapat dijangkau oleh setiap orang melalui handphone. “Jadi kita sebagai generasi muda punya andil dalam menyebarkan konten yang positif di dunia maya dan ikut terlibat dalam menangkal berita-berita hoax di media sosial” Kata  Margaretha.

Pada dialog interaktif kanal inspirasi tersebut ada sesi tanya jawab bagi para pendengar di rumah. Beberapa penanya diantaranya Pak Dani bertanya sekaligus memberikan saran kepada Duta Damai Papua bahwa anak-anak muda harus lebih giat dalam menulis agar bisa tembus ke nasional bahkan Internasional. Kemudian dilanjutkan dengan Pak Wally dimana harapan bangsa saat ini ada pada Pundak anak-anak muda terlebih khusus dalam menghadapi bonus demografi, anak muda harus lebih aktif dan kreatif apalagi zaman sekarang untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah sulit, kata Pak Wally.

Penelpon berikutnya dari Ibu siska, guru di SMK Negeri 8 Jayapura berharap agar Duta Damai Papua bisa masuk ke sekolah-sekolah dan melakukan sosialisasi mengenai Bahayanya Intoleransi dan Radikalisme. Penelpon terakhir dari Pak Derek dari Genyem memberikan saran kepada anak-anak muda terlebih khusus Duta Damai agar memperkuat relasi dengan Pemerintah Daerah dan Stakeholder lainnya dalam rangka menunjang visi dan misi Duta Damai.

Diakhir sesi, Margaretha berharap agar anak-anak muda yang ada di Papua ikut berkontribusi dalam menyuarakan pesan-pesan damai baik di media sosial maupun secara offline dengan harapan generasi Minelial dan generasi Z sebagai penerus bangsa dan negara ikut Bersama-sama dalam memberantas berita-berita hoax di media sosial.

Kata penutup disampaikan oleh Adrian mewakili Duta Damai Papua berpesan bahwa tidak ada agama apapun yang mengajarkan kekerasan tetapi agama mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan. Adrian mengutip satu kata bijak yang paling terkenal dari Penyair asal Persia Bernama jalaluddin Rumi yaitu:

“ Jangan tanya apa agamaku. Akun bukan Yahudi, bukan Zoroaster, bukan pula Islam. Karena Aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain dari pada makna yang hidup di hatiku”

Share to: